Rabu, 07 Desember 2011

Rangkaian Charger Otomatis

Charger merupakan alat untuk mengisi baterai. misalnya pada baterai ponsel dan sejenisnya. Melalui charger, energi listrik untuk baterai dialirkan, mengingat tidak mungkin listrik secara langsung ditranfer ke baterai tanpa alat perantara bernama charger. Jenis charger sendiri bermacam-macam tergantung dengan spesifikasi baterai yang digunakan. Alhasil, charger dan baterai menjadi dua sejoli yang tidak terpisahkan.
Gambar Skema Rangkaian Charger Otomatis
Daftar Komponen
1. Resistor : R1 (10 Kohm), R2 (680 ohm), R3 (100 Kohm), R5 (10 Kohm) dan VR1 (Potensio / Trimpot = 100 Kohm)
2. Dioda : D1 & D2 ( IN4002) dan D3 (Led)
3. Transistor : Q1 dan Q2 (2N3904)
4. Catu daya 9 volt

Pada dasarnya rangkaian charger otomatis memiliki cara kerja yang sangat sederhana, dimana rangkaian tersebut dirancang supaya tidak terjadi short circuit atau hubungan pendek antara tegangan supply dengan baterei yang akan di-charge. Memang benar jika ada salah seorang ingin mencoba untuk mengghubungkan langsung antara supply dengan baterei maka baterei bisa dipastikan akan terisi. Tetapi arus yang mengalir melalui baterei yang di-charge tidak bisa dikontrol serta jika baterei sudah penuh maka baterei tersebut akan rusak atau soak jika tetap pada kondisi hubungan pendek.
Prinsip Kerja Rangkaian Charger Otomatis
Pada saat baterei kosong kita pasang pada terminal pengisian, transistor Q1 akan langsung aktif dikarenakan arus akan mengalir melalui R1 dan akan memicu basis transistor Q1. Pada kondisi ini arus yang akan mengisi baterei sebagian besar berasal dari kolektor Q1 yang terhubung langsung dengan terminal positif supply. Kemudian selama proses pengisian berlangsung kenaikan tegangan pada baterei akan memperbesar arus yang mengalir pada basis Q2 melalui R5 10 Kohm, VR1 dan dioda D2. VR1 merupakan komponen yang digunakan sebagai kalibrasi awal untuk menentukan posisi yang tepat dalam perencanaan proses switching rangkaian. Untuk VR1 Anda bisa menggunakan trimpot atau potensio sesuai dengan selera Anda. Pada awal pengisian, aturlah potensio pada posisi LED indikator D3 pada kondisi mati, serta arus yang mengalir masuk pada kolektor Q1 tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
Jika baterei sudah terisi penuh maka LED indikator secara otomatis akan menyala dikarenakan kenaikan tegangan pada baterei yang di-charge akan menyebabkan kenaikan arus yang mengalir pada basis transistor Q2 serta akan memutuskan siklus pengisian akibat transistor Q1 mengalami cut-off dikarenakan kekurangan arus basis. Mengapa pada kondisi tersebut Q1 akan mengalami kekurangan arus basis hal ini dikarenakan hampir semua arus yang mengalir pada R1 10 K ohm akan berpindah ke dioda D1 yang secara logika terhubung langsung dengan ground akibat Q2 mengalami jenuh.
Charger dan baterai menjadi dua sejoli yang tidak terpisahkan, untuk itu Anda perlu memiliki rangkaian charger otomatis.

Tidak ada komentar: